Tuesday, May 22, 2012

Gunung, Perambah Hutan dan Musafir Kehausan




Gunung, Perambah Hutan dan Musafir Kehausan

Wahai gunung...
Misteri tentangmu membuat aku terpuruk di labirin gelap
Tersungkur dan terbenam di lumpur hidup dan timbul tenggelam

Jejak-jejak dtanahmu adalah tentang jejak hijau hutan perawanmu
Tak pernah tau sejak kapan jejak itu ada disitu...
Tapi... tetap ada jejak tak terhapus
Tak pernah tau siap perambah hutan itu
Dan berapa banyak luka dan tanda tercipta disitu
Tapi... tetap ada jejak tak terhapus

Wahai gunung...
Bermisterilah terus tentang itu
Dan misterimu adalah misteri perambah hutan
Aku hanyalah seorang musafir tersesat kehausan
Yang terbiarkan masuk ke dalammu
Dan tersesat di labirin langkah pongah makhluk

Aku tak mempercayai waktu dan ruang
Aku melihatmu...
Di waktu lalu dan kini

Wahai gunung...
Hijaumu adalah biru langit dikejauhan
Tanah, batu, pohon dan belukarmu adalah kekerasan hati abadi bumi
Mana air jernih yang mengalir disela-sela bebatuanmu?
Yang akan menjadi sungai sampai ke muara
Kemana perginya?
Ataukah tak dapat kulihat
Karena kabut halimun selalu kau biarkan menutupi permukaanmu

Wahai gunung...
Kau perkasa tak tergoyahkan
Kaulah gunung berapi yang siap memuntahkan lahar amarahmu sewaktu-waktu
Haruskah ketika aku ada disini?
Dalam kelelahan dan ingin berbaring dirindang pohonmu...

Wahai gunung...
Aku terbangun dan tiba-tiba berada kembali di labirin gelapmu
Yang tak pernah ternoda
Berputar-putar dan terkunci menunggu waktu
Mungkinkah tidak ada yang pernah tersesat disini?

Sebagai musafir
aku menghirup saja laharmu dalam kehausan perjalanan panjangku
Tak kutemukan air sejuk dingin yang biasanya mengalir dicelah bebatuanmu
Apakah semuanya telah habis diminum perambah hutan yang pernah datang sebelumku?

Wahai gunung....
Siapakah sebenarnya penguasa hatimu?


Singkawang, Awal April 2012



No comments:

Post a Comment