Tuesday, May 22, 2012

Dua Sisi Kita (II)


Dua Sisi Kita (II)

Masih lamakah kemarau ini?
Kita menangis, berurai air mata
tertawa, menyembunyikan kepedihan
dan memeluk erat kehampaan ketika saling berjauhan

Kita menanggung semua jalan yang terpilih
Wahai Kekasih!
Tak apa-apa...
Telah kutukar harapan surga
Walau neraka akan memanggangku
Sepanjang masa

Kita datang dari dua sisi
Dan bertemu disini dalam badai
Masih saja aku ingin menciptakan semilir dalam badai itu
Dan ketika itu aku ingin kau tetap disini dalam pelukan rinduku
Menguatkan kita

Wahai Kekasih!
Aku tak mau menjadi matahari
Yang setia menyinari bumi sepanjang siang
Memberi terang pada daun-daun dan tumbuhan
Memberi hangat pada padang rumput dan ternak
Tapi tetap saja ia sendirian
Sendirian dalam terang

Wahai Cinta!
Aku hanya ingin menjadi angin
Yang walaupun tak dapat kau tangkap
tapi tetap dapat ada disisimu
Dan ketika itu kau akan tau
Cintaku takkan dapat terukur oleh ruang dan waktu

Wahai Cinta!
Biarlah segala rasa dapat terus tumbuh dan berkembang
Untuk mengisi kekosongan yang tercipta sebelumnya

Wahai Rasa!
Jangan biarkan kekosongan itu datang lagi
Karena pasti aku akan mati tanpa harus mati


Singkawang, 29 Juli 2011  



No comments:

Post a Comment