Jejak Luka Belahan Jiwa
Mencintaimu adalah mencintai
belahan jiwa
Yang dulu tak pernah ada
Dan kini nyata
Kau nyata...
Tahukah kau ?
betapa semesta penuh dengan
namamu...
terkunci mati dan aku disitu
Tetapi, wahai kekasih!
ternyata luka itu masih
membekas
tak pernah hilang dari putih
jiwamu
Aduuuh, terasa tercerabut
sebuah rusukku
aku termangu
terdiam dalam bisu
Tahukah kau, kekasih belahan
jiwa?
Seberapa jauhpun aku berjalan
Mengikuti jejak cintamu
Dan mencoba membasuh luka-luka
itu
Dengan segenap rasaku
Apakah akan ada artinya?
Apakah akan sangat berarti?
Padahal aku ada disini
Hadir dalam kesalahan ruang dan
waktu
Mencoba mengemis ceceran cinta
dan kasihmu
Yang mungkin masih tersisa
Mungkinkah aku berada disitu
Sedikit saja... diceruk hatimu
yang paling sunyi
Tanpa ragu dan tanpa ragu???
Singkawang, 21 Juli 2011
Hampir Subuh, 03.07 Wib
Sang Penyair Buta
(benar-benar buta?)
No comments:
Post a Comment