Sunday, May 20, 2012

Mencari Mata Air

 

 

MENCARI  MATA  AIR

Mencari mata air
Di gunung, di bukit, di laut, di gurun, di sungai, di salju
Tak kutemukan !
Kucari di ceruk-ceruk tanah
Di rongga-rongga
Kulukai bumi, kugali telaga-telaga
Kurambah rakus hutan belantara
Hijau perawan sampai pohon-pohon meranggas
Kucabut akar-akar
Kupecahkan batu-batu
Tak juga kutemukan !
Lalu……………….
Aku melayang ke udara
Mungkin ada mata air di sana
Kubaui khasnya atmosfir
Hanya ada ozon luka
Meringis di ujung pengabdiannya pada bumi

Aku turun kembali ke bumi
Berpijak dikerasnya batu
Kucari pada tafakur
Kudiamkan semua urat-urat dan aliran darah
Kumatikan rasa pada segala
Perlahan-lahan
Cahaya mengaburkan pandangan
Kilaunya melumatkan raga
Mungkinkah ini mata air ?

Cahaya berjalan turun ke bawah
Kuikuti dengan langkah gemetar
Apakah ya ? Apakah tidak ?
Antara ya dan tidak ! Ya, Tidak ?
Keraguan datang bertubi-tubi
Merubah arti dan segala isi
Cahaya berkelahi dengan nurani
Dan aku masih di sini

Mungkinkah ini jalan yang kau tunjukkan
Menuju ke mata air
Sumber sungai, gunung, bukit dan laut
Aku ikuti nurani dan cahaya
Yang kutemui kekosongan demi kekosongan

Mengalah pada badai  tlah tak mungkin lagi
Apatah lagi berbalik berlari

Wahai nurani dan cahaya !
Bawalah aku pada jalan-Mu
Mencari, menyelusuri
                     jalan kemata air
sumber kehidupan dan mati
agar tak menyesal badan
                     tlah pernah berdiri di bumi
aku masih terus berjalan
                     menapak arah mata air
di kiri Ifrit di kanan Jibril
semoga kutemukan jua
agar puas dahaga dan rindu jiwa....



Sungai Jaga,  Agustus 1993.
                                    Aan Rosady




No comments:

Post a Comment