MENCARI MATA AIR
Mencari
mata air
Di
gunung, di bukit, di laut, di gurun, di sungai, di salju
Tak
kutemukan !
Kucari
di ceruk-ceruk tanah
Di
rongga-rongga
Kulukai
bumi, kugali telaga-telaga
Kurambah
rakus hutan belantara
Hijau
perawan sampai pohon-pohon meranggas
Kucabut
akar-akar
Kupecahkan
batu-batu
Tak
juga kutemukan !
Lalu……………….
Aku
melayang ke udara
Mungkin
ada mata air di sana
Kubaui
khasnya atmosfir
Hanya
ada ozon luka
Meringis
di ujung pengabdiannya pada bumi
Aku
turun kembali ke bumi
Berpijak
dikerasnya batu
Kucari
pada tafakur
Kudiamkan
semua urat-urat dan aliran darah
Kumatikan
rasa pada segala
Perlahan-lahan
Cahaya
mengaburkan pandangan
Kilaunya
melumatkan raga
Mungkinkah
ini mata air ?
Cahaya
berjalan turun ke bawah
Kuikuti
dengan langkah gemetar
Apakah
ya ? Apakah tidak ?
Antara
ya dan tidak ! Ya, Tidak ?
Keraguan
datang bertubi-tubi
Merubah
arti dan segala isi
Cahaya
berkelahi dengan nurani
Dan
aku masih di sini
Mungkinkah
ini jalan yang kau tunjukkan
Menuju
ke mata air
Sumber
sungai, gunung, bukit dan laut
Aku
ikuti nurani dan cahaya
Yang
kutemui kekosongan demi kekosongan
Mengalah
pada badai tlah tak mungkin lagi
Apatah
lagi berbalik berlari
Wahai
nurani dan cahaya !
Bawalah
aku pada jalan-Mu
Mencari,
menyelusuri
jalan kemata air
sumber
kehidupan dan mati
agar
tak menyesal badan
tlah pernah berdiri di
bumi
aku
masih terus berjalan
menapak arah mata air
di
kiri Ifrit di kanan Jibril
semoga
kutemukan jua
agar
puas dahaga dan rindu jiwa....
Sungai Jaga,
Agustus 1993.
Aan
Rosady
No comments:
Post a Comment